THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 05 Mei 2009

ARTI SEBUAH KELUARGA


Dulu aku bukan orang yang punya perhatian besar kepada keluarga besarku. Segala perhatianku hanya terbatas pada keluargaku sendiri. Papaku, mamaku dan kakak-kakakku. Bahkan aku nggak hapal hari ulang tahun sepupu-sepupuku. Setiap kali arisan keluarga pun aku jarang datang. Keluarga besarku sangat bertoleransi dengan ketidakhadiranku. Mereka mengerti kalau kegiatan musikku cukup menyita waktu (meskipun sering kali kujadikan alasan menghindar dari pertemuan yang bagiku membosankan itu). Keluarga besar yang kumaksud adalah keluarga dari alm. Ibuku. Keluarga Rahmat Sumodirdjo… ternyata sebuah keluarga yang luar biasa.

Ibuku merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pak De Joko, Bu De Endang, Bu De Bur, Mamaku, Bu Na, Bu Nik. Semua di Jakarta kecuali Bu De Endang (di Malang).

Pak De ku purnawirawan tentara. Cerdas, pendiam dan bijaksana. Kata mama, beliau seorang kakak lelaki yang ideal bagi adik-adik perempuannya. Aku tidak terlalu mengenal Bu De Endang. Mama juga jarang cerita, karena jaman muda dulu Bu De Endang sering keluar rumah dan jarang main dengan mamaku. Bu De Nur itu cs-an mama. Punya selera humor yang tinggi, ramah dan memiliki raut muka yang mirip sekali dengan mamaku. Bu Na adalah ibu mandiri, telaten, tomboy, cerdas dan memiliki leadership tinggi. Rumahnya dekat dengan kami dan memiliki perhatian tinggi pada keluarga. Bahkan beiau seorang tokoh ternama di desa kami. Bu Nik adalah dokter fisioterapi di RS Harapan Kita. Beliau sangat menyenangkan, ramah dengan anak-anak, tak pernah lupa memberi kado untuk sanak saudara.

Demikian dengan sepupu-sepupuku. Mereka adalah saudara yang luar biasa. Berpendidikan tinggi, cerdas. Saudara sepupuku dari garis ibuku rata-rata semuanya berhasil dalam perkuliahan dan memiliki iman yang baik.

Sebelum mama pergi meninggalkanku, aku merasa sudah punya segalanya. Seakan-akan aku hidup di duniaku sendiri dan tidak membutuhkan siapa pun. Hanya aku, aku, aku dan aku… Aku baru menyadari arti penting keluarga ini ketika mama sudah nggak ada.

Saat ini aku benar-benar merasakan bahwa aku nggak punya siapa-siapa lagi selain keluarga. Keluarga besar yang siap membantu keluargaku ketika bersedih, dalam kesulitan selama mama dirawat di rumah sakit hingga proses pemakaman beliau. Keluarga yang seringkali datang menjenguk kami yang ditinggalkan, menghibur, menyenangkan hati kami dengan makanan-makanan, buku, cerita-cerita yang lucu, dvd, mengobrol dan berbagai cara lainnya.

Aku malu… malu dengan diriku yang sangat egois. Yang hanya berkutat dalam duniaku sendiri dan melupakan harta tak ternilai… keluarga besar Rahmat… keluarga mamaku. Ketika kami berkumpul, tadi siang, aku merasa hangat… nyaman… dan tidak takut lagi akan kesendirian yang terkadang menyerangku. Ya Allah, betapa beruntungnya aku memiliki mereka. Aku merasakan sebuah kebahagiaan ketika membelikan kado untuk Sinta, sepupuku yang cantik. Pin-pin lucu untuk Dana, Dani dan Munik. Ah… kenapa aku nggak melakukan ini dari dulu? Sedangkan mereka selalu memberiku kado di setiap hari ulang tahunku. Kado yang sederhana… tetapi membuktikan perhatian mereka terhadapku.

Betapa indah mengungkapkan rasa cinta dengan sederhana…

Keluarga besarku yang sederhana… bersahaja…

Harta berharga yang dulu aku sia-siakan… ternyata mereka tidak pernah menganggap aku menyia-nyiakan mereka…

Aku nggak sendirian lagi, aku masih punya mama-mama yang siap memelukku ketika aku membutuhkan mereka… Bu De-Bu Lik ku tercinta… masih punya kenangan sekaligus kegembiraan di dalamnya…

0 komentar: